Gambar
hiasan
|
Rumahtangga adalah satu bentuk
hubungan mesra diantara seorang lelaki dan wanita sebagai suami dan isteri
dalam perjalanan menuju kebahagiaan dalam kehidupan dan untuk mendapatkan redha
Allah.
Tetapi ramai yang tidak menyedari
akan beberapa perkara yang merupakan satu kesilapan besar dilakukan oleh isteri
terhadap suami mereka.
1. Menuntut keluarga yang ideal dan
sempurna
Sebelum menikah, seorang wanita
membayangkan pernikahan yang begitu indah, kehidupan yang sangat romantis
sebagaimana ia baca dalam novel maupun ia saksikan dalam sinetron-sinetron.
Ia memiliki gambaran yang sangat
ideal dari sebuah pernikahan. Kelelahan yang sangat, cape, masalah keuangan,
dan segudang problematika di dalam sebuah keluarga luput dari gambaran nya.
Ia hanya membayangkan yang indah-indah
dan enak-enak dalam sebuah perkawinan.
Akhirnya, ketika ia harus menghadapi
semua itu, ia tidak siap. Ia kurang bisa menerima keadaan, hal ini terjadi
berlarut-larut, ia selalu saja menuntut suaminya agar keluarga yang mereka bina
sesuai dengan gambaran ideal yang senantiasa ia impikan sejak muda.
Seorang wanita yang hendak menikah,
alangkah baiknya jika ia melihat lembaga perkawinan dengan pemahaman yang utuh,
tidak sepotong-potong, romantika keluarga beserta problematika yang ada di
dalamnya.
2. Nusyus (tidak taat kepada suami)
Nusyus adalah sikap membangkang,
tidak patuh dan tidak taat kepada suami. Wanita yang melakukan nusyus adalah
wanita yang melawan suami, melanggar perintahnya, tidak taat kepadanya, dan
tidak ridha pada kedudukan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala telah tetapkan
untuknya.
Nusyus memiliki beberapa bentuk,
diantaranya adalah:
Menolak ajakan suami ketika
mengajaknya ke tempat tidur, dengan terang-terangan maupun secara samar.
Mengkhianati suami, misalnya dengan
menjalin hubungan gelap dengan pria lain.
Memasukkan seseorang yang tidak
disenangi suami ke dalam rumah
Lalai dalam melayani suami
Mubazir dan menghambur-hamburkan
uang pada yang bukan tempatnya
Menyakiti suami dengan tutur kata
yang buruk, mencela, dan mengejeknya
Keluar rumah tanpa izin suami
Menyebarkan dan mencela
rahasia-rahasia suami.
Seorang istri shalihah akan
senantiasa menempatkan ketaatan kepada suami di atas segala-galanya. Tentu saja
bukan ketaatan dalam kedurhakaan kepada Allah, karena tidak ada ketaatan dalam
maksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ia akan taat kapan pun, dalam situasi
apapun, senang maupun susah, lapang maupun sempit, suka ataupun duka.
Ketaatan istri seperti ini sangat
besar pengaruhnya dalam menumbuhkan cinta dan memelihara kesetiaan suami.
3. Tidak menyukai keluarga suami
Terkadang seorang istri menginginkan
agar seluruh perhatian dan kasih sayang sang suami hanya tercurah pada dirinya.
Tak boleh sedikit pun waktu dan perhatian diberikan kepada selainnya. Termasuk
juga kepada orang tua suami.
Padahal, di satu sisi, suami harus
berbakti dan memuliakan orang tuanya, terlebih ibunya.
Salah satu bentuknya adalah cemburu
terhadap ibu mertuanya.
Ia menganggap ibu mertua sebagai
pesaing utama dalam mendapatkan cinta, perhatian, dan kasih sayang suami.
Terkadang, sebagian istri berani menghina dan melecehkan orang tua suami,
bahkan ia tak jarang berusaha merayu suami untuk berbuat durhaka kepada orang tuanya.
Terkadang istri sengaja mencari-cari
kesalahan dan kelemahan orang tua dan keluarga suami, atau membesar-besarkan
suatu masalah, bahkan tak segan untuk memfitnah keluarga suami.
Ada juga seorang istri yang menuntut
suaminya agar lebih menyukai keluarga istri, ia berusaha menjauhkan suami dari
keluarganya dengan berbagai cara.
Ikatan pernikahan bukan hanya
menyatukan dua insan dalam sebuah lembaga pernikahan, namun juga ‘pernikahan
antar keluarga’. Kedua orang tua suami adalah orang tua istri, keluarga suami
adalah keluarga istri, demikian sebaliknya. Menjalin hubungan baik dengan
keluarga suami merupakan salah satu keharmonisan keluarga. Suami akan merasa
tenang dan bahagia jika istrinya mampu memposisikan dirinya dalam kelurga
suami. Hal ini akan menambah cinta dan kasih sayang suami.
4. Tidak menjaga penampilan
Terkadang, seorang istri berhias,
berdandan, dan mengenakan pakaian yang indah hanya ketika ia keluar rumah,
ketika hendak bepergian, menghadiri undangan, ke kantor, mengunjungi saudara
maupun teman-temannya, pergi ke tempat perbelanjaan, atau ketika ada acara
lainnya di luar rumah.
Keadaan ini sungguh berbalik ketika
ia di depan suaminya. Ia tidak peduli dengan tubuhnya yang kotor, cukup hanya
mengenakan pakaian seadanya: terkadang kotor, lusuh, dan berbau, rambutnya
kusut masai, ia juga hanya mencukupkan dengan aroma dapur yang menyengat.
Jika keadaan ini terus menerus
dipelihara oleh istri, jangan heran jika suami tidak betah di rumah, ia lebih
suka menghabiskan waktunya di luar ketimbang di rumah. Semestinya, berhiasnya
dia lebih ditujukan kepada suami Janganlah keindahan yang telah dianugerahkan
oleh Allah diberikan kepada orang lain, padahal suami nya di rumah lebih berhak
untuk itu.
5. Kurang berterima kasih
Tidak jarang, seorang suami tidak
mampu memenuhi keinginan sang istri. Apa yang diberikan suami jauh dari apa
yang ia harapkan. Ia tidak puas dengan apa yang diberikan suami, meskipun
suaminya sudah berusaha secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan
keinginan-keinginan istrinya.
Istri kurang bahkan tidak memiliki
rasa terima kasih kepada suaminya. Ia tidak bersyukur atas karunia Allah yang
diberikan kepadanya lewat suaminya. Ia senantiasa merasa sempit dan kekurangan.
Sifat qona’ah dan ridho terhadap apa yang diberikan Allah kepadanya sangat jauh
dari dirinya.
Seorang istri yang shalihah tentunya
mampu memahami keterbatasan kemampuan suami. Ia tidak akan membebani suami
dengan sesuatu yang tidak mampu dilakukan suami. Ia akan berterima kasih dan
mensyukuri apa yang telah diberikan suami. Ia bersyukur atas nikmat yang
dikaruniakan Allah kepadanya, dengan bersyukur, insya Allah, nikmat Allah akan
bertambah.
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur,
pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih.”
6. Mengingkari kebaikan suami
“Wanita merupakan mayoritas penduduk
neraka.”
Demikian disampaikan Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam setelah shalat gerhana ketika terjadi gerhana
matahari.
Ajaib !! wanita sangat dimuliakan di
mata Islam, bahkan seorang ibu memperoleh hak untuk dihormati tiga kali lebih
besar ketimbang ayah. Sosok yang dimuliakan, namun malah menjadi penghuni
mayoritas neraka. Bagaimana ini terjadi?
“Karena kekufuran mereka,” jawab
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika para sabahat bertanya mengapa
hal itu bisa terjadi. Apakah mereka mengingkari Allah?
Bukan, mereka tidak mengingkari
Allah, tapi mereka mengingkari suami dan kebaikan-kebaikan yang telah diperbuat
suaminya. Andaikata seorang suami berbuat kebaikan sepanjang masa, kemudian
seorang istri melihat sesuatu yang tidak disenanginya dari seorang suami, maka
si istri akan mengatakan bahwa ia tidak melihat kebaikan sedikitpun dari
suaminya. Demikian penjelasan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam
hadits yang diriwayatkan Bukhari (5197).
Mengingkari suami dan
kebaikan-kebaikan yang telah dilakukan suami!!
Inilah penyebab banyaknya kaum
wanita berada di dalam neraka. Mari kita lihat diri setiap kita, kita saling
introspeksi , apa dan bagaimana yang telah kita lakukan kepada suami-suami
kita?
Jika kita terbebas dari yang
demikian, alhamdulillah. Itulah yang kita harapkan. Berita gembira untukmu
wahai saudariku.
Namun jika tidak, kita (sering)
mengingkari suami, mengingkari kebaikan-kebaikannya, maka berhati-hatilah
dengan apa yang telah disinyalir oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Bertobat, satu-satunya pilihan utuk terhindar dari pedihnya siksa neraka.
Selama matahari belum terbit dari barat, atau nafas telah ada di kerongkongan,
masih ada waktu untuk bertobat. Tapi mengapa mesti nanti? Mengapa mesti
menunggu sakaratul maut?
Janganlah engkau katakan besok dan
besok wahai saudariku; kejarlah ajalmu, bukankah engkau tidak tahu kapan engkau
akan menemui Robb mu?
“Tidaklah seorang isteri yang
menyakiti suaminya di dunia, melainkan isterinya (di akhirat kelak): bidadari
yang menjadi pasangan suaminya (berkata): “Jangan engkau menyakitinya, kelak
kamu dimurkai Allah, seorang suami begimu hanyalah seorang tamu yang bisa
segera berpisah dengan kamu menuju kami.” (HR. At Tirmidzi, hasan)
Wahai saudariku, mari kita lihat, apa
yang telah kita lakukan selama ini , jangan pernah bosan dan henti untuk
introspeksi diri, jangan sampai apa yang kita lakukan tanpa kita sadari membawa
kita kepada neraka, yang kedahsyatannya tentu sudah Engkau ketahui.
Jika suatu saat, muncul sesuatu yang
tidak kita sukai dari suami; janganlah kita mengingkari dan melupakan semua
kebaikan yang telah suami kita lakukan.
“Maka lihatlah kedudukanmu di
sisinya. Sesungguhnya suamimu adalah surga dan nerakamu.” (HR.Ahmad)
7. Mengungkit-ungkit kebaikan
Setiap orang tentunya memiliki
kebaikan, tak terkecuali seorang istri. Yang jadi masalah adalah jika seorang
istri menyebut kebaikan-kebaikannya di depan suami dalam rangka
mengungkit-ungkit kebaikannya semata.
“Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan
menyakiti (perasaan si penerima).” [Al Baqarah: 264]
Abu Dzar radhiyallahu ‘Anhu
meriwayatkan, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Ada tiga
kelompok manusia dimana Allah tidak akan berbicara dan tak akan memandang
mereka pada hari kiamat. Dia tidak mensucikan mereka dan untuk mereka adzab
yang pedih.”
Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakannya sebanyak tiga kali.”
Lalu Abu Dzar bertanya, “Siapakah mereka yang rugi itu, wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab, “Orang yang menjulurkan kain sarungnya ke bawah mata kaki
(isbal), orang yang suka mengungkit-ungkit kebaikannya dan orang yang suka
bersumpah palsu ketika menjual. ” [HR. Muslim]
8. Sibuk di luar rumah
Seorang istri terkadang memiliki
banyak kesibukan di luar rumah. Kesibukan ini tidak ada salahnya, asalkan
mendapat izin suami dan tidak sampai mengabaikan tugas dan tanggung jawabnya.
Jangan sampai aktivitas tersebut
melalaikan tanggung jawab nya sebagai seorang istri. Jangan sampai amanah yang
sudah dipikulnya terabaikan.
Ketika suami pulang dari mencari
nafkah, ia mendapati rumah belum beres, cucian masih menumpuk, hidangan belum
siap, anak-anak belum mandi, dan lain sebagainya. Jika hni terjadi terus
menerus, bisa jadi suami tidak betah di rumah, ia lebih suka menghabiskan
waktunya di luar atau di kantor.
9. Cemburu buta
Cemburu merupakan tabiat wanita, ia
merupakan suatu ekspresi cinta. Dalam batas-batas tertentu, dapat dikatakan
wajar bila seorang istri merasa cemburu dan memendam rasa curiga kepada suami
yang jarang berada di rumah. Namun jika rasa cemburu ini berlebihan, melampaui
batas, tidak mendasar, dan hanya berasal dari praduga; maka rasa cemburu ini
dapat berubah menjadi cemburu yang tercela.
Cemburu yang disyariatkan adalah
cemburunya istri terhadap suami karena kemaksiatan yang dilakukannya, misalnya:
berzina, mengurangi hak-hak nya, menzhaliminya, atau lebih mendahulukan istri
lain ketimbang dirinya. Jika terdapat tanda-tanda yang membenarkan hal ini,
maka ini adalah cemburu yang terpuji. Jika hanya dugaan belaka tanpa fakta dan
bukti, maka ini adalah cemburu yang tercela.
Jika kecurigaan istri berlebihan,
tidak berdasar pada fakta dan bukti, cemburu buta, hal ini tentunya akan
mengundang kekesalan dan kejengkelan suami. Ia tidak akan pernah merasa nyaman
ketika ada di rumah. Bahkan, tidak menutup kemungkinan, kejengkelannya akan
dilampiaskan dengan cara melakukan apa yang disangkakan istri kepada dirinya.
10. Kurang menjaga perasaan suami
Kepekaan suami maupun istri terhadap
perasaan pasangannya sangat diperlukan untuk menghindari terjadinya konflik,
kesalahpahaman, dan ketersinggungan.
Seorang istri hendaknya senantiasa
berhati-hati dalam setiap ucapan dan perbuatannya agar tidak menyakiti perasaan
suami, ia mampu menjaga lisannya dari kebiasaan mencaci, berkata keras, dan
mengkritik dengan cara memojokkan. Istri selalu berusaha untuk menampakkan
wajah yang ramah, menyenangkan, tidak bermuka masam, dan menyejukkan ketika
dipandang suaminya.
Demikian beberapa
kesalahan-kesalahan istri yang terkadang dilakukan kepada suami yang seyogyanya
kita hindari agar suami semakin sayang pada setiap istri. Semoga keluarga kita
menjadi keluarga yang sakinah, mawadah, warohmah.
Aamiiin.
Semoga bermanfaat
Sumber: www.mybuletin.com
No comments:
Post a Comment