"Pahala tidak saja diberikan karena keberhasilanmu mengalahkan musuh. Ia juga diberikan karena kegigihanmu dalam menaklukkan nafsu." -Abu Malik Al Asy'ari-
Para
sufi selalu mengerahkan segenap kemampuannya untuk mendisiplinkan jiwa
dan menaklukkan nafsu. Mereka senantiasa berupaya keras agar dapat
mengetahui gerak-gerik nafsu. Mereka tidak mau tunduk pada keinginan
hawa nafsu. Mereka tidak mau bermimpi untuk mencapai derajat yang tinggi
tanpa berupaya. Di antara derajat tinggi dalam ibadah adalah
menaklukkan nafsu yang selalu bergejolak di dalam dada.
Nabi SAW bersabda,"Orang kuat adalah orang yang mampu menaklukkan hawa nafsunya." Sabdanya yang lain,"Pejuang
sejati adalah orang yang sungguh-sungguh mencurahkan segenap kekuatan
dan kemampuannya untuk beribadah kepada Allah dan mampu menahan syahwat
nafsunya."
Umar bin Al Khattab
berkata,"Perkara paling pertama yang diingkari oleh kalian dari makna
jihad adalah mencurahkan segala kemampuan untuk menangkal ajakan-ajakan
nafsu."
Muadz bin Jabal berkata,"Pada
zaman sekarang, sangat sedikit orang berbuat kebaikkan dengan landasan
sunnah. Pada umumnya, orang beramal atas dasar hawa nafsu. Mereka lebih
suka beramal supaya mendapat pujian, baik dari Allah SWT ataupun
manusia. Ketika meninggalkan dosa, mereka takut ejekan manusia, bukan
takut kepada Allah atau karena patuh pada aturannya.Karena itu kita
pantas mengistimewakan orang-orang yang beramal dengan landasan sunnah.
Mereka punya sifat yang unik, yaitu tidak marah ketika keburukkannya
diceritakan kepada orang lain."
"Ingatlah,
Allah tidak mungkin dapat di rayu dengan rayuan gombal. Buat apa kita
menyatakan cinta kepada-NYA, tetapi amalan kita tidak sesuai dengan
ajaran-NYA. Kadang kita mencari ilmu bukan karena Alllah, tetapi untuk
mencari pengakuan dari orang lain dan kesombongan diri. Jika demikian
keadaannya, kita adalah orang yang paling pertama menyalakan api
neraka."
Khasr Al Qori'
berkata,"Menggali tanah dengan tangan lebih ringan daripada menahan
gejolak nafsu." Yunus bin Abdillah berkata,"Dunia dipenuhi oleh
keajaiban-keajaiban. Di antara yang paling ajaib adalah orang yang
selamat dari rayuan jiwanya. Aku tidak heran dengan orang yang paling
banyak beribadah malam dan puasa sunah. Aku sangat kagum kepada orang
yang urung maksiat, sedangkan nafsunya terus menerus mendorongnya. Aku
tidak heran dengan orang yang selalu melakukan ketaatan. Sebab, ketaatan
punya ukuran yang jelas.
Namun, aku sangat kagum kepada orang yang
selalu menghindari maksiat. Sebab, untuk menghindari maksiat tidak ada
ukurannya. Nafsu manusia ibarat anjing. Jika di beri makan, ia
menggonggong; jika tidak, ia tetap menyalak."
"Nafsu
adalah musuh yang paling sulit di taklukkan. Ia hampir selalu menang
dalam pertarungan. Jika tidak di kurung dengan keimanan, ia akan liar
dan beringas. Hanya nafsu yang mendapat kasih sayang Allah yang dapat
dikendalikan.Karena itu, waspadalah engkau kepada nafsu.
Sunguh-sungguhlah menghadapinya. Kobarkanlah semangatmu agar tidak
kendur. Sesungguhnya nafsu selalu punya cara untuk berkilah agar dapat
berkehendak bebas.
Tidak ada musuh yang paling sengit menyerangmu selain
nafsumu sendiri.. Ia tidak pernah menyerah dan tidak mau tunduk.
Kalaupun terlihat tunduk, ia hanya pura-pura saja. Ia terus menerus
mencari celah kelengahanmu. Berbagai kesempatan selalu digunakan oleh
nafsumu untuk menjatuhkanmu," demikian kata Al Hakim At Turmudzi.
Al
Muhasibi mengingatkan,"Ketika engkau sedang papa, nafsumu selalu
menjanjikan kezuhudan. Namun, ketika engkau banyak harta, ia mendorongmu
pada kerakusan. Ketika engkau belum berjaya, nafsumu selalu menjanjikan
kesyukuran. Namun ketika engkau berkuasa, ia mendorongmu pada
kekufuran. Ketika engkau tidak punya jabatan, nafsumu menjanjikan
kewara'an. Namun ketika engkau punya kedudukan, ia mendorongmu pada
kegegabahan. Nafsu selalu menjanjikankesalehan kepadamu ketika dirimu
tak punya apa-apa. Sedangkan, ketika engkau banyak harta, ia selalu
mendorongmu pada kemaksiatan."
"Waspadalah
dengan nafsumu sendiri, sebab ia adalah musuh yang setiap saat
mengikutimu ke mana pun engkau pergi. Di saat tidur, ia tidak pernah
terlepas darimu. Ketika bangun, ia pun telah bersiap mengecohmu. Ketika
akan tidur, ia bersiap mengantarkanmu tidur lelap dalam keadaan maksiat.
Ingatlah! Jika engkau tidak waspada terhadap tipuan nafsu, ia akan
melibasmu, kecuali engkau mendapat rahmat dari Tuhanmu."
"Tanbih Al Mughtarrin", Abd Al Wahhab As Sya'roni.
No comments:
Post a Comment