Saturday, July 20, 2013

Menaklukkan Hawa Nafsu

 

"Pahala tidak saja diberikan karena keberhasilanmu mengalahkan musuh. Ia juga diberikan karena kegigihanmu dalam menaklukkan nafsu." -Abu Malik Al Asy'ari-

Para sufi selalu mengerahkan segenap kemampuannya untuk mendisiplinkan jiwa dan menaklukkan nafsu. Mereka senantiasa berupaya keras agar dapat mengetahui gerak-gerik nafsu. Mereka tidak mau tunduk pada keinginan hawa nafsu. Mereka tidak mau bermimpi untuk mencapai derajat yang tinggi tanpa berupaya. Di antara derajat tinggi dalam ibadah adalah menaklukkan nafsu yang selalu bergejolak di dalam dada.
 
Nabi SAW bersabda,"Orang kuat adalah orang yang mampu menaklukkan hawa nafsunya." Sabdanya yang lain,"Pejuang sejati adalah orang yang sungguh-sungguh mencurahkan segenap kekuatan dan kemampuannya untuk beribadah kepada Allah dan mampu menahan syahwat nafsunya."
 
Umar bin Al Khattab berkata,"Perkara paling pertama yang diingkari oleh kalian dari makna jihad adalah mencurahkan segala kemampuan untuk menangkal ajakan-ajakan nafsu."
Muadz bin Jabal berkata,"Pada zaman sekarang, sangat sedikit orang berbuat kebaikkan dengan landasan sunnah. Pada umumnya, orang beramal atas dasar hawa nafsu. Mereka lebih suka beramal supaya mendapat pujian, baik dari Allah SWT ataupun manusia. Ketika meninggalkan dosa, mereka takut ejekan manusia, bukan takut kepada Allah atau karena patuh pada aturannya.Karena itu kita pantas mengistimewakan orang-orang yang beramal dengan landasan sunnah. Mereka punya sifat yang unik, yaitu tidak marah ketika keburukkannya diceritakan kepada orang lain."
 
"Ingatlah, Allah tidak mungkin dapat di rayu dengan rayuan gombal. Buat apa kita menyatakan cinta kepada-NYA, tetapi amalan kita tidak sesuai dengan ajaran-NYA. Kadang kita mencari ilmu bukan karena Alllah, tetapi untuk mencari pengakuan dari orang lain dan kesombongan diri. Jika demikian keadaannya, kita adalah orang yang paling pertama menyalakan api neraka."
 
Khasr Al Qori' berkata,"Menggali tanah dengan tangan lebih ringan daripada menahan gejolak nafsu." Yunus bin Abdillah berkata,"Dunia dipenuhi oleh keajaiban-keajaiban. Di antara yang paling ajaib adalah orang yang selamat dari rayuan jiwanya. Aku tidak heran dengan orang yang paling banyak beribadah malam dan puasa sunah. Aku sangat kagum kepada orang yang urung maksiat, sedangkan nafsunya terus menerus mendorongnya. Aku tidak heran dengan orang yang selalu melakukan ketaatan. Sebab, ketaatan punya ukuran yang jelas.
 Namun, aku sangat kagum kepada orang yang selalu menghindari maksiat. Sebab, untuk menghindari maksiat tidak ada ukurannya. Nafsu manusia ibarat anjing. Jika di beri makan, ia menggonggong; jika tidak, ia tetap menyalak."
 
"Nafsu adalah musuh yang paling sulit di taklukkan. Ia hampir selalu menang dalam pertarungan. Jika tidak di kurung dengan keimanan, ia akan liar dan beringas. Hanya nafsu yang mendapat kasih sayang Allah yang dapat dikendalikan.Karena itu, waspadalah engkau kepada nafsu. Sunguh-sungguhlah menghadapinya. Kobarkanlah semangatmu agar tidak kendur. Sesungguhnya nafsu selalu punya cara untuk berkilah agar dapat berkehendak bebas.
Tidak ada musuh yang paling sengit menyerangmu selain nafsumu sendiri.. Ia tidak pernah menyerah dan tidak mau tunduk. Kalaupun terlihat tunduk, ia hanya pura-pura saja. Ia terus menerus mencari celah kelengahanmu. Berbagai kesempatan selalu digunakan oleh nafsumu untuk menjatuhkanmu," demikian kata Al Hakim At Turmudzi.
 
Al Muhasibi mengingatkan,"Ketika engkau sedang papa, nafsumu selalu menjanjikan kezuhudan. Namun, ketika engkau banyak harta, ia mendorongmu pada kerakusan. Ketika engkau belum berjaya, nafsumu selalu menjanjikan kesyukuran. Namun ketika engkau berkuasa, ia mendorongmu pada kekufuran. Ketika engkau tidak punya jabatan, nafsumu menjanjikan kewara'an. Namun ketika engkau punya kedudukan, ia mendorongmu pada kegegabahan. Nafsu selalu menjanjikankesalehan kepadamu ketika dirimu tak punya apa-apa. Sedangkan, ketika engkau banyak harta, ia selalu mendorongmu pada kemaksiatan."
 
"Waspadalah dengan nafsumu sendiri, sebab ia adalah musuh yang setiap saat mengikutimu ke mana pun engkau pergi. Di saat tidur, ia tidak pernah terlepas darimu. Ketika bangun, ia pun telah bersiap mengecohmu. Ketika akan tidur, ia bersiap mengantarkanmu tidur lelap dalam keadaan maksiat. Ingatlah! Jika engkau tidak waspada terhadap tipuan nafsu, ia akan melibasmu, kecuali engkau mendapat rahmat dari Tuhanmu."
 
"Tanbih Al Mughtarrin", Abd Al Wahhab As Sya'roni.  
 

No comments: