Hikmah menyimpan Janggut (wajib baca!)
Hukum Memelihara Janggut
------------------------------------------------------------------------------------
Rasulullah menyarankan lelaki memelihara janggut
Pensyari'atan janggut
dalam Islam adalah khusus bagi laki-laki (bukan pada wanita) dan bagi
mereka yang memang Allah dikurniakan janggut yang tumbuh di pipi dan
dagunya. Jika memang seseorang yang "dari sananya" tidak tumbuh janggut,
tentu tidak dikenakan kewajiban (memelihara) janggut. Allah telah berfirman: "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya," [QS. Al-Baqarah: 286].
Ada begitu banyak hadis Nabi yang menyuruh lelaki untuk memelihara janggut.
"Potong pendeklah misai dan biarkanlah (peliharalah) janggut." (HR. Muslim no. 623)
"Selisilah orang-orang musyrik. Potong pendeklah misai dan biarkanlah janggut. "(HR. Muslim no. 625)
"Beliau shallallahu
'alaihi wa sallam memerintahkan untuk memotong pendek misai dan
membiarkan (memelihara) janggut." (HR. Muslim no. 624)
"Pendekkanlah misai dan biarkanlah (perihalah) janggut dan selisilah Majusi." (HR. Muslim no. 626)
Selain dalil-dalil di
atas, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam juga sangat tidak suka melihat
orang yang janggutnya dalam keadaan tercukur.
Ketika Kisro (penguasa
Persia) mengutus dua orang untuk menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam. Mereka menemui beliau dalam keadaan janggut yang tercukur dan
misai yang lebat. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak suka
melihat kedua-duanya. Beliau bertanya, "Celaka kalian! Siapa yang
memerintahkan kamu seperti ini? "Keduanya berkata," Tuan kami (iaitu
Kisra) memerintahkan kami seperti ini. "Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam bersabda," Akan tetapi, Rabb-ku memerintahkanku untuk
memelihara janggutku dan menggunting kumisku. "(HR . Thabrani, Hasan.
Dinukil dari Minal Hadin Nabawi I'faul Liha)
Lihatlah saudaraku,
dalam hadis yang telah kami bawakan di atas menunjukkan bahawa
memelihara janggut adalah suatu perintah. Memangkasnya dicela oleh Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam. Menurut kaedah dalam Ilmu Ushul Fiqh, "Al
Amru lil wujub" iaitu setiap perintah menunjukkan suatu kewajipan.
Sehingga memelihara janggut yang tepat bukan hanya sekadar anjuran,
namun suatu kewajipan. Di samping itu, maksud memelihara janggut adalah
untuk menyelisihi orang-orang musyrik dan Majusi serta perbuatan ini
adalah fithrah manusia yang dilarang untuk diubah.
Melalui hadis-hadis di
atas, memelihara janggut tidak selalu Nabi kaitkan dengan menyelisihi
orang kafir. Hanya dalam beberapa hadits namun tidak semua, Nabi kaitkan
dengan menyelisihi Musyrikin dan Majusi. Sehingga tidaklah benar
anggapan bahawa perintah memelihara janggut dikaitkan dengan menyelisihi
Yahudi.
Maka sudah sewajarnya
setiap muslim memperhatikan perintah Nabi dan celaan beliau terhadap
orang-orang yang menggunting janggutnya. Jadi yang lebih tepat dilakukan
adalah memelihara janggut dan memendekkan misai.
Diterjemahkan oleh Detik Islam dari sumber islampos.com
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.