"Sesungguhnya, semua amal bergantung pada niatnya. Barang siapa yang berhijrah karena Allah dan Rasu-lNya, dia telah berhijrah kepada Allah dan Rasu-lNya..."
Niat
yang benar adalah anugrah Allah kepada seseorang. Bernilai atau
tidaknya suatu perbuatan tergantung sepenuhnya pada niat. Sebuah amal
bisa memperoleh pahala yang berlipat karena kecermatan menata niat.
Apabila seseorang berangkat ke masjid dan ia berniat untuk melaksanakan
shalat berjamaah, lalu ia pun berniat untuk silaturahmi kepada sesama
muslim, maka pahala yang di dapat adalah pahala shalat berjamaah dan
silaturahmi.
Selain meraih pahala
yang berlipat, niat yang benar akan melahirkan tekad yang kuat untuk
melakukan ketaatan secara maksimal. Begitu juga niat yang tulus dapat
mencegah seseorang malu untuk beramal karena ejekan atau cemoohan orang.
Amal yang bentuk lahirnya keduniaan akan berubah menjadi amal
keakhiratan karena niat yang benar. Sebaliknya, Amal yang tampilan
luarnya keakhiratan bisa menjadi sekedar amal keduniaan apabila
dilakukan tanpa niat yang benar.
Dawud At-Tha'i pernah ditanya oleh seseorang,"Bagaimana caranya agar suatu amal terbebas dari riya?"
At-Tha'i
menjawab,"Perbanyaklah niat melakukan kebaikan. Sebab, niat melakukan
kebaikan termasuk amalan yang baik bagi orang mukmin. Berniat melakukan
kebaikan adalah perbuatan hati yang tak tampak sehingga selamat dari
riya. Namun ingatlah meskipun niat melakukan kebaikan tidak terlihat
mata, ia dapat terserang penyakit ujub. Hati-hatilah dengan setan! Setan
selalu mengincarmu setiap saat.
Muhammad
bin Wasi' berkata,"perbanyaklah kalian berniat melakukan kebaikan.
Sebab diantara sederetan amal, hanya niat yang dapat diharapkan tidak
terjangkit riya. Amal-amal yang lain tidak dijamin selamat dari riya.
Insya Allah berniat melakukan kebaikan adalah amal yang akan
terselamatkan darinya. Niat orang mukmin lebih baik daripada amalnya.
Tsabit
Al Banani menjelaskan,"Engkau mesti berhati-hati dengan jebakan setan.
Setan suka mendorong dirimu untuk berniat melakukan amal saleh. Namun,
dia berusaha menghalangimu melaksanakannya secara nyata. Setan
mengetahui bahwa jika orang mukmin melakukan amal saleh, dia mendapat
pahala berlipat. Sebab niat melakukan amal salehnya di hitung sebagai
kebaikan. Karena itu setan tidak rela melihat orang mukmin mendapat dua
pahala sekaligus. Engkau jangan terjebak dalam pelamunan. Pelamunan
hanyalah angan-angan melakukan kebikan tanpa dibarengi dengan tekad
untuk melaksanakannya. Camkanlah olehmu, niat yang di hitung sebagai
kebaikan adalah niat yang dilaksanakannya secara nyata dan niat yang
terhalang suatu uzur ketika engkau hendak melakukannya."
"Jika
niatmu baik," Kata Ali Al Khawwash. "Seluruh orang akan merasa senang
kepadamu. Sebaliknya jika niatmu jelek, seluruh orang akan membencimu.
Allah SWT sangat senang kepada hamba yang mempunyai tekad untuk
melakukan amal baik sementara ia terhalang oleh suatu uzur. Allah SWT
sangat benci kepada hamba yang berniat melakukan maksiat sementara ia
terhadang oleh uzur bukan karena tekad baik dalam dirinya. Perbanyaklah
merasa sedih jika dalam hatimu terdapat keinginan melakukan kebaikan
sementara ada uzur yang menghalangi. Sebab, tangisanmu akan menambah
catatan kebaikanmu. Dan, janganlah merasa bersedih jika engkau tidak
jadi melakukan maksiat yang telah engkau rencanakan karena terhalang
oleh suatu uzur. Sungguh beruntung orang yang diberi karunia niat yang
baik dan dapat melaksanakannya."
Demikianlah
dari niat yang baik, lahirlah ketulusan beribadah. Dan ketulusan
beribadah menghasilkan pahala yang berlipat dan tekad yang kuat untuk
melaksanakan ketaatan. Semoga Allah SWT senantiasa meluruskan niat kita
pada jalan ketaatan. Amiin.
"Tanbih Al Mughtarrin", Abd Al Wahhab As Sya'roni.
Menyayangi Semua Mahluk
"Barang
siapa memandang pelaku maksiat dengan pandangan kebencian (tanpa
harapan agar ia bertobat), Ia telah keluar dari jalur syariat yang
benar." -Abdullah Al Maghribi-
Ketika
memandang pembuat dosa, Ma'ruf Al Karkhi mendoakannya agar mendapatkan
ampunan dan mengharapkan agar orang tersebut mendapat rahmat Allah. Dia
berkata,Sesungguhnya Allah mengutus Muhammad SAW untuk menyelamatkan
manusia dan menyayangi mereka, sedangkan setan di utus untuk
menghancurkan manusia dan membinasakannya. Setan merasa gembira jika
melihat mahluk dalam keadaan celaka."
Sekelompok
orang mendayung sebuah sampan kecil di sungai Tigris. Sampan itu lewat
di depan Ma'ruf dan muridnya. Ternyata mereka membawa khamar dan
barang-barang haram. Muridnya berkata kepada Ma'ruf,"Mengapa Tuan tidak
berdoa kepada Alah agar menimpakan bencana kepada mereka?"
Ma'ruf
segera berdoa,"Ya Allah, sebagaimana Engkau telah membuat mereka
bergembira di dunia, jadikanlah mereka bergembira pula kelak di
akhirat."
Sang murid berkata,"Aku
memohon kepada Tuan agar mendoakan kejelekan bagi mereka, akan tetapi,
mengapa Tuan mendoakan kebaikan bagi mereka?"
Ma'ruf berkata,"Aku berlindung kepada Allah dari mendoakan kejelekan bagi sesama umat Islam."
Para
sufi senantiasa menyayangi orang-orang islam, baik yang taat maupun
yang berbuat maksiat. Mereka juga mendoakan semua binatang. Manusia
paling penyayang adalah Rosulullah SAW. Tidak mengherankan jika
orang-orang suka mendekati beliau dan berkumpul bersamanya daripada
berkumpul bersama keluarga mereka sendiri.
Apabila
Umar bin Abdul Aziz keluar rumah dan mendapatkan para pengawalnya
tertidur semua, dia menggantikan menjaga mereka semalaman. Namun, hal
itu tidak diketahui oleh mereka.
Diriwayatkan bahwa Nabi Musa AS pernah berdoa,"Wahai Tuhanku, tunjukkanlah kepadaku mahluk yang paling mencintaiMU!"
Allah
berfirman,"Wahai Musa, mahluk yang paling mencintaiKU adalah orang yang
jika mendengar saudaranya tertusuk duri, ia merasa sedih seakan-akan
duri tersebut menusuknya pula."
Abu
Abdillah bin 'Aun berkata,"Sesuatu yang paling pertama di angkat dari
umat ini adalah rasa kasih sayang dan kesantunan jiwa." Hasan Al Bashri
berkata,"Di antara ciri wali abdal adalah menyayangi semua umat islam, yang berbuat taat dan yang berbuat maksiat."
Alkisah,
ada seorang nenek pada zaman Israil meninggal dunia. Orang saleh di
kalangan mereka mimpi bertemu dengannya. Ia bertanya kepada si
nenek,"Apa yang diperlakukan oleh Allah kepadamu?"
Si nenek menjawab,"aku di beri karunia dan kelebihan daripada orang lain."
"Kelebihan apa?" tanya orang saleh.
Si
nenek menjawab,"Aku ditempatkan pada tempat yang sangat istimewa. Di
tempat istimewa itu aku di tanya oleh Allah, "Tahukah engkau mengapa Aku
menempatkanmu di tempat istimewa ini?" Aku menjawab,"Tidak tahu, wahai
Tuhanku." Dia berkata,"Tempat ini kau raih karena engkau mengambil
seekor kucing yang kedinginan di pinggir jalan dan memasukkannya ke
dalam karung. Di dalam karung tersebut kucing itu merasakan kehangatan.
Maka, sebagai pahala atas perbuatanmu itu, Aku menganugerahkan tempat
ini kepadamu."
Nabi Muhammad SAW bersabda,"Sayangilah mahluk yang ada di bumi. Maka, mahluk yang ada di langit akan menyayangi kalian."
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.