Dari Abu hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Setiap umatku
masuk ke dalam surga, selain orang yang enggan.” Mereka bertanya, “Ya
Rasulullah, siapakah yang enggan itu?” Jawab beliau, “Siapa yang mematuhi
perintahku, masuk surga dan siapa yang melanggar perintahku, maka sesungguhnya
orang itu enggan.” (HR. Bukhari).
*2.
Dari Abu Musa ra. dari Nabi saw. beliau bersabda, “Perumpamaan aku dan agama
yang disuruh Allah aku menyampaikannya, serupa dengan seorang laki-laki yang
datang kepada suatu kaum dan mengatakan, “Hai kaumku! Sesungguhnya aku melihat
tentara musuh, dengan kedua mataku sendiri dan sesungguhnya aku orang yang
memberikan peringatan secara terbuka (terus terang dan jujur). Sebab itu
selamatkanlah dirimu!” Lalu sebagian dari kaum itu mengikuti anjuran tadi dan
mereka berangkat di malam itu, berjalan menurut kesanggupan mereka. Akibatnya
mereka selamat. Dan yang lain mendustakan keterangan itu dan mereka tetap di
tempatnya sampai pagi. Di pagi itu mereka kedapatan oleh tentara musuh, lalu
mereka dibinasakan dan dimusnakannya. Inilah perumpamaan orang yang mematuhi
perintahku dan mengikuti apa yang kusampaikan, dan perumpamaan orang yang
mendurhakai perintahku dan mendustakan kebenaran yang aku sampaikan kepada
mereka.” (HR. Bukhari).
* 3. Dari Abdullah bin Amr ra. bahwa
Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah beriman (sempurna) seseorang di antara
kamu, sebelum keinginan dirinya menuruti apa yang telah aku bawa (dari Allah).”
(HR. An Nawawi). Hadits Shahih.
4.
Dari Abu Bakar ra. Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang sengaja
berbohong atas namaku atau menolak apa yang saya perintahkan maka siap-siaplah
dia untuk menempati tempatnya di dalam Neraka.” (HR. Abu Ya’la).
5.
Dari Abi Muhammad ‘Abdillah bin ‘Amr bin Al Ash ra. telah berkata, telah
bersabda Rasulullah saw., “Tidak sempurna iman seseorang dari kamu sehingga
hawa nafsunya tunduk (sesuai) dengan apa yang telah aku sampaikan.” Hadits
Shahih.
6.
Nabi saw. bersabda, “Apabila kalian melewati taman-taman surga, ambillah
hasilnya.” Para sahabat bertanya, “Apa taman-taman surga itu, ya Rasulullah?”
Jawab Beliau, “Majelis-majelis Ilmu.” (HR. Thabrani).
7.
Dari Abu Waqid Al Laitsi ra. “Ketika Nabi duduk dalam masjid bersama-sama dengan
para jamaah, datang tiga orang, yang dua orang masuk ke dalam masjid, sedang
yang seorang lagi terus saja pergi. Setelah keduanya sampai ke hadapan
Rasulullah, yang seorang melihat tempat lowong di tengah-tengah jamaah, maka
duduklah ia ke situ. Dan yang seorang lagi duduk di belakang mereka. Orang yang
ke tiga terus saja pergi. Ketika Rasulullah saw. selesai memberikan ceramah,
beliau berkata, “Baiklah saya jelaskan kepada anda tentang orang yang bertiga
itu, yang seorang mencari tempat di sisi Allah, maka diberi oleh Allah, yang
kedua merasa malu-malu, maka Allah malu pula kepadanya, sedang yang ketiga
tidak mau tahu saja, maka Allah tak mau tahu pula kepadanya.” (HR. Bukhari).
*
8. Dari
Abu Hurairah ra. dia berkata, Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda,
“Barangsiapa mendatangi masjidku ini dan tidaklah ia mendatanginya melainkan
untuk kebaikan yang hendak ia pelajari atau yang hendak ia ajarkan, maka ia
sama dengan orang-orang yang berjihad dijalan Allah. Barangsiapa mendatanginya
selain karena tujuan tersebut, maka ia ibarat orang yang hanya dapat
menyaksikan perbekalan orang-orang lain.” (HR. Ibnu Majah). Hadits Shahih.
9.
Rasulullah saw. bersabda, “Menuntut Ilmu adalah fardhu atas setiap Muslim.”
(HR. Thabrani).
10. Dari
Ibnu Umar ra. katanya, saya mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Ketika sedang
tidur, aku bermimpi diberikan kepadaku segelas susu, lalu kuminum, sehingga aku
melihat kepuasan keluar dari kukuku. Kemudian kuberikan kelebihannya kepada
Umar.” Mereka bertanya, “Apakah takwilnya, ya Rasulullah?” Jawab Nabi,
“Pengetahuan.” (HR. Bukhari).
* 11. Dari
Mu’awiyah ra. aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Wahai sekalian manusia,
ilmu hanya dapat diraih dengan belajar, dan fikih (pemahaman) dapat diraih
dengan tafaqquh (pemgamatan yang cermat). Barangsiapa Allah kehendaki baginya
kebaikan, niscaya ia akan memahamkannya terhadap agama. Hamba-hamba-Nya yang
takut kepada-Nya hanyalah para ulama.” (HR. Thabrani). Hadits Shahih.
12.
Rasulullah saw. bersabda, “Belajar ilmu dari orang yang bukan ahlinya adalah
kesia-siaan.” (HR. Muslim).
* 13. Dari
Abu Ad-Darda’ ra, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda,
“Barangsiapa menempuh perjalanan untuk menuntun ilmu, niscaya Allah akan memudahkan
baginya jalan menuju surga. Sesungguhnya para malaikat benar-benar akan
membentangkan sayap-sayapnya bagi penuntut ilmu sebagai bentuk keridhaan
terhadap yang mereka lakukan. Sesungguhnya orang alim akan dimohonkan ampunan
oleh seluruh makhluk yang ada di langit dan di bumi, hingga ikan-ikan pun turut
beristighfar untuknya. Keutamaan orang alim atas orang ahli ibadah seperti
keutamaan bulan malam purnama atas seluruh bintang-bintang. Sesungguhnya para
ulama adalah pewaris para Nabi dan sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan
dinar atau dirham, hanya mewariskan ilmu. Jadi barangsiapa yang mengambilnya
berarti ia telah mengambil bagiannya yang banyak.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah,
Ibnu Hibban). Hadits Shahih.
14.
Nabi saw. bersabda, “Dosa orang alim satu, tapi dosa orang bodoh terhitung
dua.” (HR. Dailami).
15. Abu
Hurairah ra. berkata, Nabi saw. bersabda, “Tidak ada amal yang lebih utama
untuk beribadah kepada Allah seperti fiqih (pengertian) dalam agama dan seorang
yang faqih (benar-benar pandai) dalam agama lebih berat terhadap setan dari
seribu ahli ibadah, dan tiap sesuatu ada tiang sendinya sedang tiang sendi
agama ialah fiqih (pengertian yang sungguh-sungguh).” (HR. Thabrani, Baihaqi).
16. Dari
Anas bin Malik ra. berkata Rasulullah saw. bersabda, “Ulama itu sebagai
orang-orang yang dipercaya oleh para Rasul untuk memimpin dan mengajari
hamba-hamba Allah selama mereka tidak menjilat kepada pemerintah dan tidak
rakus kepada dunia, maka apabila telah memasuki urusan dunia, maka telah
menghianati Nabi, maka jauhilah mereka dan berhati-hatilah dari mereka.
” 17. Nabi
saw. bersabda, “Allah murka terhadap setiap ilmuwan dunia, tetapi bodoh
ilmu-ilmu akhirat.” (HR. Al Hakim).
18. Nabi saw. bersabda,
“Pelajarilah ilmu apa pun yang engkau mau mempelajarinya dan Allah tidak
membuat ilmu bermanfaat untukmu sehingga engkau mau mengamalkan ilmu yang telah
engkau pelajari itu.” (HR. Ibnu Adi).
19. Dari
Utsman ra. bersabda Rasulullah saw., “Sebaik-baik kamu adalah orang yang
belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari, Abu Dawud, Tirmidzi,
Nasa’i, Ibnu Majah).
20.
Diriwayatkan secara mursal dari Said bin Salim ra. bahwa barangsiapa
mempelajari Al Qur’an, tetapi dia menganggap bahwa orang lain yang diberi kelebihan
lain lebih utama darinya, berarti ia telah menghina nikmat Allah yang telah
diberikan kepadanya, yaitu taufik mempelajari Al Qur’an. (Fadhilah Amal).
21.
Dari Ali bin Abi Thalib ra. “Tidak ada kebaikan dalam shalat kecuali khusyu,
tidak ada kebaikan dalam puasa kecuali mencegah dari senda gurau, tidak ada
kebaikan dalam bacaan Al Qur’an bagi orang yang tidak tadabbur, tidak ada
kebaikan dalam harta yang tidak suka menderma, tidak ada kebaikan dalam
persaudaraan bagi yang tidak menjaga, tidak ada kebaikan dalam kenikmatan yang
tidak kekal, dan tidak ada kebaikan dalam do’a orang yang tidak ikhlas.” (R.
Ibnu Hajar).
22. Dari
Abu Hurairah ra. berkata, Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Dunia itu
terlaknat, terlaknat segala apa yang ada didalamnya kecuali dzikir kepada Allah
dan segala percabangannya serta seorang Alim atau orang-orang yang belajar.”
(HR. Ibnu Majah, Tirmidzi). Menurut Tirmidzi hadits ini Hasan.
23. Dari
AlHasan Alhashari berkata, “Siapa yang keluar dari rumahnya untuk menuntut satu
bab dari ilmu agama, maka dinaungi oleh malaikat dengan sayapnya, dan di doa
kan oleh burung-burung di udara dan binatang-binatang buas di hutan, dan ikan
di laut, dan diberi oleh Allah pahala tujuh puluh dua orang siddiq, karna itu tuntutlah
ilmu, dan carilah untuk ilmu itu ketenangan dan kesabaran, dan kesopanan, dan
rendahkan dirimu terhadap gurumu, dan terhadap murid-muridmu, jangan kamu
gunakan untuk menyaingi ulama atau membantah mendebat orang-orang bodoh, dan
jangan menjilat-jilah kepada pemerintah, dan sombong terhadap hamba Allah,
jangan sampai kamu menjadi ulama yang kejam yang dimurkai Allah sehingga
disungkurkan mereka ke dalam Neraka Jahannam. Carilah ilmu yang tidak merusak
ibadahmu kepada Allah, dan ibadatlah kepada Allah sekira tidak menghalangi kamu
mencari ilmu, sebab tidak berguna ilmu tanpa ibadah, atau ibadah tanpa ilmu,
dan jangan menjadi orang-orang yang beribadah tanpa ilmu, sehingga setelah
kurus kering badannya tiba-tiba keluar dengan pedangnya memerangi kaum muslimin,
padahal andaikan mereka mencari ilmu niscaya ilmu itu dapat menghalangi mereka
dari perbuatan itu. Dan seorang yang beramal tanpa ilmu itu bagaikan orang yang
sesat jalan, tambah rajin bertambah jauh, dan salahnya lebih banyak dari
benarnya.” Ketika di Tanya, “Dari manakah keteranganmu ini hai Abu Said ?”
Jawabnya, “Saya telah bertemu dengan tujuh puluh sahabat yang ikut dalam perang
badar, dan saya mencari ilmu itu selama empat puluh tahun.
” 24. Abu
Hurairah ra. berkata, bersabda Nabi saw., “Biarkanlah selama aku membiarkan
kamu dalam kebebasanmu. Maka sesungguhnya penyebab kebinasaan umat terdahulu
sebelummu adalah karena mereka banyak bertanya dan menyalahi Nabi-Nabi mereka.
Maka apabila aku mencegahmu dari sesuatu perkara, tinggalkanlah perkara itu.
Dan jika aku perintahkan sesuatu perkara, kerjakanlah sekuat tenagamu.” (HR.
Bukhari, Muslim).
* 25. Dari
Mughirah bin Syu’bah ra. katanya dia mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Allah
membenci tiga perkara, Banyak bicara (tanpa bekerja). Menyia-nyiakan harta
benda. Banyak tanya (terutama mengenai agama).” (HR. Bukhari).
* 26. Dari
Amir bin Sa’ad bin Abu Waqas ra. dari Nabi saw. beliau bersabda, “Sesungguhnya
orang-orang Islam yang paling besar dosanya ialah orang yang bertanya tentang
sesuatu yang belum dilarang, lalu menjadi terlarang karena pertanyaan itu.”
(HR. Bukhari).
* 27. Dari
Abi Saida dan Abi hamid, “Apabila kamu sekalian mendengar hadits dari tempat
yang dapat kamu terima oleh hatimu dan rambutmu serta kulitmu menjadi lemas
karenannya dan kamu tahu bahwa hadits itu mudah kamu fahamkan, maka kami lebih
berhak untuk menerimanya. Dan jika kamu sekalian mendengar hadits dari kami
yang tidak dapat terima dengan akalmu, dan rambut beserta kulitmu menjadi resah
karenanya, dan kamu menganggap jauh dari kefahamanmu, maka kami yang lebih jauh
dari pada mu untuk menerima hadits itu.” (HR. Ahmad, Ya’la - Jamius shaghir).
28. Nabi
saw. bersabda, “Muliakanlah orang-orang yang berilmu, karena mereka pewaris
para Nabi. Barangsiapa yang memuliakan mereka, berarti memuliakan Allah dan
Rasul-Nya.” (HR. Thabrani).
29. Nabi
saw. bersabda, “Bukan termasuk umatku, orang yang tidak menghormati orang tua,
tidak menyayangi anak-anak, dan tidak memuliakan ulama.” (HR. Ahmad, Thabrani,
Hakim).
30. Dari
Abu Umamah ra. Rasulullah saw. bersabda, “Tiga jenis manusia, yang tidak
merendahkan mereka kecuali orang munafik, yaitu orang muslim yang tua, ulama,
dan pemimpin yang adil.” (HR. Thabrani).
31. Dari
Abu hurairah ra. sebuah riwayat yang mengatakan, “Hampir ada orang-orang yang
memukuli perut-perut unta dalam usaha mereka menuntut ilmu. Dimana mereka tidak
menemukan seseorang yang lebih dalam ilmunya daripada ilmuwan asal Madinah.”
(HR. Tirmidzi). Di Hasan oleh Tirmidzi dan di Shahihkan oleh Al Hakim serta Adz
Dzahabi.
32. Nabi
saw. bersabda, “Barangsiapa yang bertambah pandai ilmunya, kemudian dia tidak
bertambah zuhud mengenai dunia, maka hanya akan menambah jauh dari Allah.”
(Ibnu Hajar).
33. Rasulullah
saw. bersabda, “Sesungguhnya Ilmu itu diperoleh dengan belajar, dan kesantunan
itu diperoleh dengan kerendahan hati, sedangkan kesabaran itu di peroleh dengan
keteguhan hati.” (HR. Ibnu Hajar).
34. Dari
Hudzifah bin Al Yaman ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Keutamaan Ilmu lebih
baik dari keutamaan Ibadah, dan sebaik-baik ajaran Agamamu adalah al Wara.”
(HR. Thabrani, Al Bazzar). Dengan sanad yang Hasan. Hadits ini Shahih.
35.
Rasulullah saw. bersabda, “Mintalah kepada Allah akan keyakinan (Agama yang
benar) dan kesehatan, karena sesungguhnya tidak ada sesuatu sesudah keyakinan
yang lebih berharga daripada kesehatan.
” 36.
Humaid bin Abdurrahman ra. mengatakan bahwa ia mendengar Muawiyah berkhutbah,
katanya, “Dia mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa dikehendaki
Allah akan beroleh kebaikan, diberi-Nya pengertian dalam hal agama. Saya hanya
membagi-bagikan, sedang yang memberi ialah Allah. Selama (umat Islam) berdiri
teguh di atas agama Allah, tidak satupun penentang-penentang mereka yang
sanggup membinasakan mereka sampai Kiamat datang.” (HR. Bukhari).
* 37. Dari
Sufyan bin Uyainah, “Barangsiapa mencintai Allah, maka Allah akan
mencintai-nya, barangsiapa mencintai orang yang dicintai Allah, maka Allah
mencintai apa-apa yang dicintainya, dan barangsiapa mencintai segala yang
dicintai Allah Swt. maka Allah Swt. akan mencintai apa-apa yang tidak diketahui
oleh manusia.” (R. Ibnu Hajar).
38.
Rasulullah saw. bersabda, “Wajib bagi kalian duduk menyertai majelis ulama
(menghadiri majelisnya) mendengarkan ucapan ahli hikmah, sesungguhnya Allah
Swt. menghidupkan hati yang mati dengan cahaya hikmah sebagaimana Allah Swt.
menghidupkan tanah yang mati dengan air hujan.” (HR. Ibnu Hajar).
39. Dari
Ali bin Abi Thalib ra. “Barangsiapa menuntut ilmu, maka surga mencarinya dan
barangsiapa mencari maksiat maka neraka mencarinya.” (R. Ibnu Hajar).
40.
Diriwayatkan, Bahwa ada pemuda dari Bani Israil mengumpulkan delapan puluh peti
bermuatan ilmu, tetapi ilmunya itu tidak memberi manfaat kepadanya, kemudian
Allah Swt. mewahyukan kepada Nabi-Nya, “Katakan kepada pengumpul ilmu itu,
‘Seandainya kamu mengumpulkan banyak ilmu, tidaklah bermanfaat ilmu itu bagimu
kecuali kamu mengamalkan dengan tiga hal; 1. Janganlah kamu Hubbud dunya (cinta
dunia) karena dunia bukanlah tempat bagi orang-orang beriman, 2. janganlah kamu
bersahabat dengan setan karena setan bukanlah sahabat orang-orang beriman, 3.
janganlah kamu menyakiti seseorang karena menyakiti seseorang bukanlah bagian
dari perbuatan orang-orang yang beriman.” (R. Ibnu Hajar).
41. Dari
sebagian Ahli hikmah, “Empat perbuatan merupakan suatu keburukan, tetapi empat
perkara adalah lebih buruk lagi, yaitu: (1) Perbuatan dosa yang dilakukan oleh
orang yang masih muda adalah buruk, akan tetapi dosa yang dilakukan oleh orang
yang sudah tua adalah lebih buruk. (2) Orang-orang jahil yang sibuk dengan
urusan duniawi adalah buruk, akan tetapi sibuk dengan urusan duniawi dari
kalangan orang alim (orang berilmu) adalah lebih buruk lagi. (3) Orang awam
yang malas beribadah adalah buruk, akan tetapi kemalasan beribadah pada
kalangan para alim dan santri adalah lebih buruk dan (4) Sombong dari kalangan
orang-orang kaya adalah buruk, akan tetapi sombong dari kalangan orang-orang
faqir adalah lebih buruk.” (HR. Ibnu Hajar).
42. Dari Hatim al Asham, ia
berkata, “Bahwa empat perkara tidak diketahui kadarnya kecuali oleh empat
jenis, yakni, 1. Pemuda tidak diketahui kadarnya kecuali oleh orang tua. 2.
Keselamatan tidak diketahui kadarnya kecuali oleh orang yang mendapat musibah.
3. Kesehatan tidak diketahui kadarnya kecuali oleh orang sakit. 4. Kehidupan
tidak diketahui kadarnya oleh orang mati.” (HR. Ibnu Hajar).
43.
Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa menyepelekan lima hal, niscaya ia akan
mendapatkan lima kerugian, yaitu, 1. Barangsiapa menyepelekan alim ulama, maka
ia akan mendapatkan kerugian dalam agama. 2. Barangsiapa menyepelekan para
umara, maka ia akan mendapatkan kerugian dunia. 3. Barangsiapa meremehkan para
tetangga, maka ia akan mendapatkan kerugian manfaat. 4. barangsiap meremehkan
para kerabat, maka ia mendapatkan kerugian cinta kasih, dan 5. Barangsiapa
meremehkan ahli keluarga, maka ia mendapatkan kerugian kebaikan hidup.” (HR.
Ibnu Hajar).
44. Nabi
Muhammad saw. bersabda, “Enam perkara dilaknat oleh Allah Swt. dan oleh setiap
Nabi yang do’anya dikabulkan, yakni (1) Orang yang menambah-nambah di dalam
Kitabullah. (2) Orang yang mendustakan Qadar-Nya. (3) Orang yang bergaul dengan
pemimpin yang zhalim untuk memuliakan yang telah dihinakan Allah Swt. (4)
Menghinakan apa yang telah dimuliakan Allah Swt. (5) Orang yang menghalalkan
yang telah diharamkan Allah Swt. (6) Orang yang meninggalkan Sunnahku. Allah
Swt. tidak memandang mereka pada hari Kiamat dengan pandangan rahmat.” (HR.
Ibnu Hajar).
45. Dari
Umar bin Khaththab ra. berkata, “Barangsiapa banyak tertawa, maka sedikitlah
kewibawaan, barangsiapa menyepelekan manusia, maka kebanyakan manusia pun
menyepelekan dia di dalam urusan yang mereka ketahui, barangsiapa banyak
bicara, maka gugurlah ia, barangsiapa yang gugur, maka sedikitlah malunya,
barangsiapa yang sedikit malunya, maka sedikit pulalah waranya dan barangsiapa
yang sedikit waranya, maka matilah hatinya.” (R. Ibnu Hajar).
46. Nabi
Muhammad saw. bersabda, “Dunia adalah tempat untuk orang yang tidak memiliki
tempat, dunia adalah harta bagi orang yang tidak memiliki harta, dunia itu
adalah tempat berkumpul orang yang tidak memiliki akal, dunia itu adalah tempat
orang yang sibuk dengan syahwatnya, yaitu orang yang tidak faham, dunia adalah
siksaan bagi orang yang tidak memiliki ilmu, dunia adalah tempat orang yang
hasad bagi orang yang tidak memiliki pikiran, dan dunia itu adalah tempat usaha
yang tidak yakin.” (HR. Ibnu Hajar).
47.
Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah hamba Allah, baik yang berada di langit
atau pun di bumi dikatakan sebagi seorang yang beriman sehingga ia sampai dan
tidaklah ia sampai sehingga ia menjadi seorang muslim dan bukanlah ia seorang
sehingga orang selamat dari tangan dan lidahnya dan tidaklah ia mencapai
seorang muslim sehingga ia menjadi seorang yang alim (berilmu) dan tidaklah ia
menjadi seorang alim hingga ia mengamalkan ilmunya dan tidaklah ia menjadi
seorang zahid sehingga ia menjadi seorang wara dan tidaklah ia seorang wara
sehingga ia seorang yang tawadhu dan tidaklah ia menjadi seorang tawadhu
sehingga ia seorang arif dan tidaklah ia menjadi seorang arif terhadap dirinya
sehingga ia menjadi seorang berakal di dalam pembicaraannya.” (HR. Ibnu Hajar).
48.
Dari Abi Sa’id ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Sungguh kalian akan meniru
perilaku orang-orang sebelum kalain sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi
sehasta. Hingga seandainya mereka masuk ke dalam lubang biawak sekalipun,
niscaya kalian juga tetap mengikuti mereka.” Kami bertanya, “Wahai Rasulullah,
apakah mereka itu umat Yahudi dan Nasrani?” Beliau saw. menjawab, “Siapa lagi.”
(HR. Bukhari).
* 49. Dari
Abu Hurairah ra. katanya Rasulullah saw. bersabda, “Kalau amanah tidak lagi
dipegang teguh, maka tunggulah saat kehancuran.” Ia bertanya, “Bagaimana orang
tidak memegang teguh amanah itu, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Kalau
sesuatu urusan telah diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya maka tunggulah
saat kehancuran.” (HR. Bukhari).
* 50. Dari
Ibnu ‘Abbas r.huma. Ia berkata, Rasulullah saw. Bersabda, “Seorang yang paham
agama lebih berat bagi syaitan daripada seribu orang ahli ibadah.” (HR.
Tirmidzi).
51. Dari
Abu Umamah Al-Bahili ra. ia berkata, Diceritakan kepada Rasulullah saw. tentang
dua orang, yang satu seorang ‘abid dan yang lain seorang alim, maka Rasulullah
saw. bersabda, “Keutamaan orang alim terhadap ‘abid bagaikan keutamaanku
terhadap orang yang paling rendah di antara kalian.” Kemudian beliau bersabda
lagi, “Sesungguhnya Allah, para malaikat, dan penghuni langit dan bumi, sampai
semut-semut di sarangnya serta ikan-ikan, semuanya bershalawat untuk orang yang
mengajarkan kebaikan kepada manusia.” (HR. Tirmidzi).
52. Dari
Jabir bin ‘Abdillah r.huma. bahwasanya Nabi saw. bersabda, “Janganlah kamu
mempelajari ilmu untuk menyaingi ulama’, jangan pula untuk mendebat orang-otang
bodoh, dan jangan pula untuk menarik perhatian orang-orang di majlis.
Barangsiapa melakukannya, maka neraka, neraka (tempatnya).” (HR. Ibnu Majah).
53. Dari
Abu Hurairah ra. ia berkata Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa mencari ilmu
yang seharusnya digunakan untuk mencari keridhaan Allah, tetapi ia mencarinya
hanya untuk mendapat keuntungan dunia, niscaya ia tidak akan mencium bau surga
pada hari kiamat.” (HR. Abu Dawud).
54. Dari
Ibnu ‘Umar r.huma. dari Nabi saw. beliau bersabda, “Barangsiapa mempelajari
ilmu bukan untuk mencari ridha Allah atau menghendaki kepada selain Allah
dengan amalan tersebut, hendaknya ia menyiapkan tempat duduknya di neraka.”
(HR. Tirmidzi).
55. Dari
Abu Hurairah ra. ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa mentaatiku
berarti ia mentaati Allah. Barangsiapa tidak taat kepadaku, berarti ia tidak
taat kepada Allah barangsiapa mentaati imam, berarti ia mentaatiku. Barangsiapa
tidak taat kepada imam, berarti ia tidak taat kepadaku.” (HR. Ibnu Majah).
56. Hithan
bin Abdullah ar Ruqasyi menceritakan, ‘pernah kami bersama Abu Musa al Asy’ari
dalam satu rombongan tentara beristirahat di pinggir sungai dijlah. Ketika tiba
waktu shalat Zhuhur, muadzin pun mengumandangkan adzan Zhuhur, maka orang-orang
berdiri untuk berwudhu. Abu musa juga berwudhu dan mengimami shalat tentara
kaum muslimin. Kemudian mereka semua duduk berkumpul dalam satu majelis. Ketika
waktu shalat Ashar tiba, muadzin pun menumandangkan adzan Ashar, maka semua
orang berdiri untuk mengambil wudhu lagi. Melihat hal itu Abu Musa berkata pada
muadzin, “Umumkan kepada semua orang, bahwa yang memperbaharui wudhunya hanya
mereka yang wudhunya telah batal saja.” Abu musa berkata lagi, “Hal ini
terlihat bahwa ilmu agama akan hilang dan orang-orang bodoh bertambah banyak
sehingga karena kebodohannya seseorang tega menebaskan pedang ke leher ibunya.”
(HR. Abdur Razaq).
57.
Ahwashg bin hakim bin umair al ‘Ansi berkata, “Pernah umar bin khattab menulis
surat kepada para panglima perangnya yang isinya; ‘Perdalamlah ilmu agama,
karena tidak akan dimaafkan seseorang yang mengikuti perkara yang batil hanya
karena ia menganggap bahwa itu adalah haq. Juga tidak akan dimaafkan seseorang
yang meninggalkan perkara yang haq hanya karena ia menganggap bahwa itu adalah
batil’.” (HR. Adam bin Iyas).
58.
Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa keluar untuk menuntut ilmu, maka ia
berada di jalan Allah sampai ia kembali.” (HR. Tirmidzi).
Hadits yang penulis beri
tanda * Serendah-rendahnya berderajat Hadits Hasan
No comments:
Post a Comment