Monday, May 4, 2015

KEUTAMAAN BERILMU



Dari Abu hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Setiap umatku masuk ke dalam surga, selain orang yang enggan.” Mereka bertanya, “Ya Rasulullah, siapakah yang enggan itu?” Jawab beliau, “Siapa yang mematuhi perintahku, masuk surga dan siapa yang melanggar perintahku, maka sesungguhnya orang itu enggan.” (HR. Bukhari).

*2.             Dari Abu Musa ra. dari Nabi saw. beliau bersabda, “Perumpamaan aku dan agama yang disuruh Allah aku menyampaikannya, serupa dengan seorang laki-laki yang datang kepada suatu kaum dan mengatakan, “Hai kaumku! Sesungguhnya aku melihat tentara musuh, dengan kedua mataku sendiri dan sesungguhnya aku orang yang memberikan peringatan secara terbuka (terus terang dan jujur). Sebab itu selamatkanlah dirimu!” Lalu sebagian dari kaum itu mengikuti anjuran tadi dan mereka berangkat di malam itu, berjalan menurut kesanggupan mereka. Akibatnya mereka selamat. Dan yang lain mendustakan keterangan itu dan mereka tetap di tempatnya sampai pagi. Di pagi itu mereka kedapatan oleh tentara musuh, lalu mereka dibinasakan dan dimusnakannya. Inilah perumpamaan orang yang mematuhi perintahku dan mengikuti apa yang kusampaikan, dan perumpamaan orang yang mendurhakai perintahku dan mendustakan kebenaran yang aku sampaikan kepada mereka.” (HR. Bukhari).

* 3.    Dari Abdullah bin Amr ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah beriman (sempurna) seseorang di antara kamu, sebelum keinginan dirinya menuruti apa yang telah aku bawa (dari Allah).” (HR. An Nawawi). Hadits Shahih.

4.             Dari Abu Bakar ra. Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang sengaja berbohong atas namaku atau menolak apa yang saya perintahkan maka siap-siaplah dia untuk menempati tempatnya di dalam Neraka.” (HR. Abu Ya’la).

5.             Dari Abi Muhammad ‘Abdillah bin ‘Amr bin Al Ash ra. telah berkata, telah bersabda Rasulullah saw., “Tidak sempurna iman seseorang dari kamu sehingga hawa nafsunya tunduk (sesuai) dengan apa yang telah aku sampaikan.” Hadits Shahih. 

6.             Nabi saw. bersabda, “Apabila kalian melewati taman-taman surga, ambillah hasilnya.” Para sahabat bertanya, “Apa taman-taman surga itu, ya Rasulullah?” Jawab Beliau, “Majelis-majelis Ilmu.” (HR. Thabrani).

7.             Dari Abu Waqid Al Laitsi ra. “Ketika Nabi duduk dalam masjid bersama-sama dengan para jamaah, datang tiga orang, yang dua orang masuk ke dalam masjid, sedang yang seorang lagi terus saja pergi. Setelah keduanya sampai ke hadapan Rasulullah, yang seorang melihat tempat lowong di tengah-tengah jamaah, maka duduklah ia ke situ. Dan yang seorang lagi duduk di belakang mereka. Orang yang ke tiga terus saja pergi. Ketika Rasulullah saw. selesai memberikan ceramah, beliau berkata, “Baiklah saya jelaskan kepada anda tentang orang yang bertiga itu, yang seorang mencari tempat di sisi Allah, maka diberi oleh Allah, yang kedua merasa malu-malu, maka Allah malu pula kepadanya, sedang yang ketiga tidak mau tahu saja, maka Allah tak mau tahu pula kepadanya.” (HR. Bukhari).

* 8.             Dari Abu Hurairah ra. dia berkata, Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa mendatangi masjidku ini dan tidaklah ia mendatanginya melainkan untuk kebaikan yang hendak ia pelajari atau yang hendak ia ajarkan, maka ia sama dengan orang-orang yang berjihad dijalan Allah. Barangsiapa mendatanginya selain karena tujuan tersebut, maka ia ibarat orang yang hanya dapat menyaksikan perbekalan orang-orang lain.” (HR. Ibnu Majah). Hadits Shahih.

9.             Rasulullah saw. bersabda, “Menuntut Ilmu adalah fardhu atas setiap Muslim.” (HR. Thabrani).

10.         Dari Ibnu Umar ra. katanya, saya mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Ketika sedang tidur, aku bermimpi diberikan kepadaku segelas susu, lalu kuminum, sehingga aku melihat kepuasan keluar dari kukuku. Kemudian kuberikan kelebihannya kepada Umar.” Mereka bertanya, “Apakah takwilnya, ya Rasulullah?” Jawab Nabi, “Pengetahuan.” (HR. Bukhari).

* 11.         Dari Mu’awiyah ra. aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Wahai sekalian manusia, ilmu hanya dapat diraih dengan belajar, dan fikih (pemahaman) dapat diraih dengan tafaqquh (pemgamatan yang cermat). Barangsiapa Allah kehendaki baginya kebaikan, niscaya ia akan memahamkannya terhadap agama. Hamba-hamba-Nya yang takut kepada-Nya hanyalah para ulama.” (HR. Thabrani). Hadits Shahih.

12.         Rasulullah saw. bersabda, “Belajar ilmu dari orang yang bukan ahlinya adalah kesia-siaan.” (HR. Muslim).

* 13.         Dari Abu Ad-Darda’ ra, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa menempuh perjalanan untuk menuntun ilmu, niscaya Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga. Sesungguhnya para malaikat benar-benar akan membentangkan sayap-sayapnya bagi penuntut ilmu sebagai bentuk keridhaan terhadap yang mereka lakukan. Sesungguhnya orang alim akan dimohonkan ampunan oleh seluruh makhluk yang ada di langit dan di bumi, hingga ikan-ikan pun turut beristighfar untuknya. Keutamaan orang alim atas orang ahli ibadah seperti keutamaan bulan malam purnama atas seluruh bintang-bintang. Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi dan sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar atau dirham, hanya mewariskan ilmu. Jadi barangsiapa yang mengambilnya berarti ia telah mengambil bagiannya yang banyak.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, Ibnu Hibban). Hadits Shahih.

 14.         Nabi saw. bersabda, “Dosa orang alim satu, tapi dosa orang bodoh terhitung dua.” (HR. Dailami).

15.         Abu Hurairah ra. berkata, Nabi saw. bersabda, “Tidak ada amal yang lebih utama untuk beribadah kepada Allah seperti fiqih (pengertian) dalam agama dan seorang yang faqih (benar-benar pandai) dalam agama lebih berat terhadap setan dari seribu ahli ibadah, dan tiap sesuatu ada tiang sendinya sedang tiang sendi agama ialah fiqih (pengertian yang sungguh-sungguh).” (HR. Thabrani, Baihaqi).

16.         Dari Anas bin Malik ra. berkata Rasulullah saw. bersabda, “Ulama itu sebagai orang-orang yang dipercaya oleh para Rasul untuk memimpin dan mengajari hamba-hamba Allah selama mereka tidak menjilat kepada pemerintah dan tidak rakus kepada dunia, maka apabila telah memasuki urusan dunia, maka telah menghianati Nabi, maka jauhilah mereka dan berhati-hatilah dari mereka.

” 17.         Nabi saw. bersabda, “Allah murka terhadap setiap ilmuwan dunia, tetapi bodoh ilmu-ilmu akhirat.” (HR. Al Hakim). 

18.         Nabi saw. bersabda, “Pelajarilah ilmu apa pun yang engkau mau mempelajarinya dan Allah tidak membuat ilmu bermanfaat untukmu sehingga engkau mau mengamalkan ilmu yang telah engkau pelajari itu.” (HR. Ibnu Adi).

19.         Dari Utsman ra. bersabda Rasulullah saw., “Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah).

20.         Diriwayatkan secara mursal dari Said bin Salim ra. bahwa barangsiapa mempelajari Al Qur’an, tetapi dia menganggap bahwa orang lain yang diberi kelebihan lain lebih utama darinya, berarti ia telah menghina nikmat Allah yang telah diberikan kepadanya, yaitu taufik mempelajari Al Qur’an. (Fadhilah Amal).

 21.         Dari Ali bin Abi Thalib ra. “Tidak ada kebaikan dalam shalat kecuali khusyu, tidak ada kebaikan dalam puasa kecuali mencegah dari senda gurau, tidak ada kebaikan dalam bacaan Al Qur’an bagi orang yang tidak tadabbur, tidak ada kebaikan dalam harta yang tidak suka menderma, tidak ada kebaikan dalam persaudaraan bagi yang tidak menjaga, tidak ada kebaikan dalam kenikmatan yang tidak kekal, dan tidak ada kebaikan dalam do’a orang yang tidak ikhlas.” (R. Ibnu Hajar).

22.         Dari Abu Hurairah ra. berkata, Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Dunia itu terlaknat, terlaknat segala apa yang ada didalamnya kecuali dzikir kepada Allah dan segala percabangannya serta seorang Alim atau orang-orang yang belajar.” (HR. Ibnu Majah, Tirmidzi). Menurut Tirmidzi hadits ini Hasan.

23.         Dari AlHasan Alhashari berkata, “Siapa yang keluar dari rumahnya untuk menuntut satu bab dari ilmu agama, maka dinaungi oleh malaikat dengan sayapnya, dan di doa kan oleh burung-burung di udara dan binatang-binatang buas di hutan, dan ikan di laut, dan diberi oleh Allah pahala tujuh puluh dua orang siddiq, karna itu tuntutlah ilmu, dan carilah untuk ilmu itu ketenangan dan kesabaran, dan kesopanan, dan rendahkan dirimu terhadap gurumu, dan terhadap murid-muridmu, jangan kamu gunakan untuk menyaingi ulama atau membantah mendebat orang-orang bodoh, dan jangan menjilat-jilah kepada pemerintah, dan sombong terhadap hamba Allah, jangan sampai kamu menjadi ulama yang kejam yang dimurkai Allah sehingga disungkurkan mereka ke dalam Neraka Jahannam. Carilah ilmu yang tidak merusak ibadahmu kepada Allah, dan ibadatlah kepada Allah sekira tidak menghalangi kamu mencari ilmu, sebab tidak berguna ilmu tanpa ibadah, atau ibadah tanpa ilmu, dan jangan menjadi orang-orang yang beribadah tanpa ilmu, sehingga setelah kurus kering badannya tiba-tiba keluar dengan pedangnya memerangi kaum muslimin, padahal andaikan mereka mencari ilmu niscaya ilmu itu dapat menghalangi mereka dari perbuatan itu. Dan seorang yang beramal tanpa ilmu itu bagaikan orang yang sesat jalan, tambah rajin bertambah jauh, dan salahnya lebih banyak dari benarnya.” Ketika di Tanya, “Dari manakah keteranganmu ini hai Abu Said ?” Jawabnya, “Saya telah bertemu dengan tujuh puluh sahabat yang ikut dalam perang badar, dan saya mencari ilmu itu selama empat puluh tahun.

” 24.         Abu Hurairah ra. berkata, bersabda Nabi saw., “Biarkanlah selama aku membiarkan kamu dalam kebebasanmu. Maka sesungguhnya penyebab kebinasaan umat terdahulu sebelummu adalah karena mereka banyak bertanya dan menyalahi Nabi-Nabi mereka. Maka apabila aku mencegahmu dari sesuatu perkara, tinggalkanlah perkara itu. Dan jika aku perintahkan sesuatu perkara, kerjakanlah sekuat tenagamu.” (HR. Bukhari, Muslim).

* 25.         Dari Mughirah bin Syu’bah ra. katanya dia mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Allah membenci tiga perkara, Banyak bicara (tanpa bekerja). Menyia-nyiakan harta benda. Banyak tanya (terutama mengenai agama).” (HR. Bukhari).

* 26.         Dari Amir bin Sa’ad bin Abu Waqas ra. dari Nabi saw. beliau bersabda, “Sesungguhnya orang-orang Islam yang paling besar dosanya ialah orang yang bertanya tentang sesuatu yang belum dilarang, lalu menjadi terlarang karena pertanyaan itu.” (HR. Bukhari).

* 27.         Dari Abi Saida dan Abi hamid, “Apabila kamu sekalian mendengar hadits dari tempat yang dapat kamu terima oleh hatimu dan rambutmu serta kulitmu menjadi lemas karenannya dan kamu tahu bahwa hadits itu mudah kamu fahamkan, maka kami lebih berhak untuk menerimanya. Dan jika kamu sekalian mendengar hadits dari kami yang tidak dapat terima dengan akalmu, dan rambut beserta kulitmu menjadi resah karenanya, dan kamu menganggap jauh dari kefahamanmu, maka kami yang lebih jauh dari pada mu untuk menerima hadits itu.” (HR. Ahmad, Ya’la - Jamius shaghir).

28.         Nabi saw. bersabda, “Muliakanlah orang-orang yang berilmu, karena mereka pewaris para Nabi. Barangsiapa yang memuliakan mereka, berarti memuliakan Allah dan Rasul-Nya.” (HR. Thabrani).

29.         Nabi saw. bersabda, “Bukan termasuk umatku, orang yang tidak menghormati orang tua, tidak menyayangi anak-anak, dan tidak memuliakan ulama.” (HR. Ahmad, Thabrani, Hakim).

30.         Dari Abu Umamah ra. Rasulullah saw. bersabda, “Tiga jenis manusia, yang tidak merendahkan mereka kecuali orang munafik, yaitu orang muslim yang tua, ulama, dan pemimpin yang adil.” (HR. Thabrani).

31.         Dari Abu hurairah ra. sebuah riwayat yang mengatakan, “Hampir ada orang-orang yang memukuli perut-perut unta dalam usaha mereka menuntut ilmu. Dimana mereka tidak menemukan seseorang yang lebih dalam ilmunya daripada ilmuwan asal Madinah.” (HR. Tirmidzi). Di Hasan oleh Tirmidzi dan di Shahihkan oleh Al Hakim serta Adz Dzahabi.

32.         Nabi saw. bersabda, “Barangsiapa yang bertambah pandai ilmunya, kemudian dia tidak bertambah zuhud mengenai dunia, maka hanya akan menambah jauh dari Allah.” (Ibnu Hajar).

33.         Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Ilmu itu diperoleh dengan belajar, dan kesantunan itu diperoleh dengan kerendahan hati, sedangkan kesabaran itu di peroleh dengan keteguhan hati.” (HR. Ibnu Hajar).

34.         Dari Hudzifah bin Al Yaman ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Keutamaan Ilmu lebih baik dari keutamaan Ibadah, dan sebaik-baik ajaran Agamamu adalah al Wara.” (HR. Thabrani, Al Bazzar). Dengan sanad yang Hasan. Hadits ini Shahih.

35.         Rasulullah saw. bersabda, “Mintalah kepada Allah akan keyakinan (Agama yang benar) dan kesehatan, karena sesungguhnya tidak ada sesuatu sesudah keyakinan yang lebih berharga daripada kesehatan.

” 36.         Humaid bin Abdurrahman ra. mengatakan bahwa ia mendengar Muawiyah berkhutbah, katanya, “Dia mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa dikehendaki Allah akan beroleh kebaikan, diberi-Nya pengertian dalam hal agama. Saya hanya membagi-bagikan, sedang yang memberi ialah Allah. Selama (umat Islam) berdiri teguh di atas agama Allah, tidak satupun penentang-penentang mereka yang sanggup membinasakan mereka sampai Kiamat datang.” (HR. Bukhari).

* 37.         Dari Sufyan bin Uyainah, “Barangsiapa mencintai Allah, maka Allah akan mencintai-nya, barangsiapa mencintai orang yang dicintai Allah, maka Allah mencintai apa-apa yang dicintainya, dan barangsiapa mencintai segala yang dicintai Allah Swt. maka Allah Swt. akan mencintai apa-apa yang tidak diketahui oleh manusia.” (R. Ibnu Hajar).

38.         Rasulullah saw. bersabda, “Wajib bagi kalian duduk menyertai majelis ulama (menghadiri majelisnya) mendengarkan ucapan ahli hikmah, sesungguhnya Allah Swt. menghidupkan hati yang mati dengan cahaya hikmah sebagaimana Allah Swt. menghidupkan tanah yang mati dengan air hujan.” (HR. Ibnu Hajar).

39.         Dari Ali bin Abi Thalib ra. “Barangsiapa menuntut ilmu, maka surga mencarinya dan barangsiapa mencari maksiat maka neraka mencarinya.” (R. Ibnu Hajar).

40.         Diriwayatkan, Bahwa ada pemuda dari Bani Israil mengumpulkan delapan puluh peti bermuatan ilmu, tetapi ilmunya itu tidak memberi manfaat kepadanya, kemudian Allah Swt. mewahyukan kepada Nabi-Nya, “Katakan kepada pengumpul ilmu itu, ‘Seandainya kamu mengumpulkan banyak ilmu, tidaklah bermanfaat ilmu itu bagimu kecuali kamu mengamalkan dengan tiga hal; 1. Janganlah kamu Hubbud dunya (cinta dunia) karena dunia bukanlah tempat bagi orang-orang beriman, 2. janganlah kamu bersahabat dengan setan karena setan bukanlah sahabat orang-orang beriman, 3. janganlah kamu menyakiti seseorang karena menyakiti seseorang bukanlah bagian dari perbuatan orang-orang yang beriman.” (R. Ibnu Hajar).

41.         Dari sebagian Ahli hikmah, “Empat perbuatan merupakan suatu keburukan, tetapi empat perkara adalah lebih buruk lagi, yaitu: (1) Perbuatan dosa yang dilakukan oleh orang yang masih muda adalah buruk, akan tetapi dosa yang dilakukan oleh orang yang sudah tua adalah lebih buruk. (2) Orang-orang jahil yang sibuk dengan urusan duniawi adalah buruk, akan tetapi sibuk dengan urusan duniawi dari kalangan orang alim (orang berilmu) adalah lebih buruk lagi. (3) Orang awam yang malas beribadah adalah buruk, akan tetapi kemalasan beribadah pada kalangan para alim dan santri adalah lebih buruk dan (4) Sombong dari kalangan orang-orang kaya adalah buruk, akan tetapi sombong dari kalangan orang-orang faqir adalah lebih buruk.” (HR. Ibnu Hajar). 

42.         Dari Hatim al Asham, ia berkata, “Bahwa empat perkara tidak diketahui kadarnya kecuali oleh empat jenis, yakni, 1. Pemuda tidak diketahui kadarnya kecuali oleh orang tua. 2. Keselamatan tidak diketahui kadarnya kecuali oleh orang yang mendapat musibah. 3. Kesehatan tidak diketahui kadarnya kecuali oleh orang sakit. 4. Kehidupan tidak diketahui kadarnya oleh orang mati.” (HR. Ibnu Hajar).

43.         Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa menyepelekan lima hal, niscaya ia akan mendapatkan lima kerugian, yaitu, 1. Barangsiapa menyepelekan alim ulama, maka ia akan mendapatkan kerugian dalam agama. 2. Barangsiapa menyepelekan para umara, maka ia akan mendapatkan kerugian dunia. 3. Barangsiapa meremehkan para tetangga, maka ia akan mendapatkan kerugian manfaat. 4. barangsiap meremehkan para kerabat, maka ia mendapatkan kerugian cinta kasih, dan 5. Barangsiapa meremehkan ahli keluarga, maka ia mendapatkan kerugian kebaikan hidup.” (HR. Ibnu Hajar).

44.         Nabi Muhammad saw. bersabda, “Enam perkara dilaknat oleh Allah Swt. dan oleh setiap Nabi yang do’anya dikabulkan, yakni (1) Orang yang menambah-nambah di dalam Kitabullah. (2) Orang yang mendustakan Qadar-Nya. (3) Orang yang bergaul dengan pemimpin yang zhalim untuk memuliakan yang telah dihinakan Allah Swt. (4) Menghinakan apa yang telah dimuliakan Allah Swt. (5) Orang yang menghalalkan yang telah diharamkan Allah Swt. (6) Orang yang meninggalkan Sunnahku. Allah Swt. tidak memandang mereka pada hari Kiamat dengan pandangan rahmat.” (HR. Ibnu Hajar).

45.         Dari Umar bin Khaththab ra. berkata, “Barangsiapa banyak tertawa, maka sedikitlah kewibawaan, barangsiapa menyepelekan manusia, maka kebanyakan manusia pun menyepelekan dia di dalam urusan yang mereka ketahui, barangsiapa banyak bicara, maka gugurlah ia, barangsiapa yang gugur, maka sedikitlah malunya, barangsiapa yang sedikit malunya, maka sedikit pulalah waranya dan barangsiapa yang sedikit waranya, maka matilah hatinya.” (R. Ibnu Hajar).

46.         Nabi Muhammad saw. bersabda, “Dunia adalah tempat untuk orang yang tidak memiliki tempat, dunia adalah harta bagi orang yang tidak memiliki harta, dunia itu adalah tempat berkumpul orang yang tidak memiliki akal, dunia itu adalah tempat orang yang sibuk dengan syahwatnya, yaitu orang yang tidak faham, dunia adalah siksaan bagi orang yang tidak memiliki ilmu, dunia adalah tempat orang yang hasad bagi orang yang tidak memiliki pikiran, dan dunia itu adalah tempat usaha yang tidak yakin.” (HR. Ibnu Hajar).

 47.         Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah hamba Allah, baik yang berada di langit atau pun di bumi dikatakan sebagi seorang yang beriman sehingga ia sampai dan tidaklah ia sampai sehingga ia menjadi seorang muslim dan bukanlah ia seorang sehingga orang selamat dari tangan dan lidahnya dan tidaklah ia mencapai seorang muslim sehingga ia menjadi seorang yang alim (berilmu) dan tidaklah ia menjadi seorang alim hingga ia mengamalkan ilmunya dan tidaklah ia menjadi seorang zahid sehingga ia menjadi seorang wara dan tidaklah ia seorang wara sehingga ia seorang yang tawadhu dan tidaklah ia menjadi seorang tawadhu sehingga ia seorang arif dan tidaklah ia menjadi seorang arif terhadap dirinya sehingga ia menjadi seorang berakal di dalam pembicaraannya.” (HR. Ibnu Hajar).

 48.         Dari Abi Sa’id ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Sungguh kalian akan meniru perilaku orang-orang sebelum kalain sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta. Hingga seandainya mereka masuk ke dalam lubang biawak sekalipun, niscaya kalian juga tetap mengikuti mereka.” Kami bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah mereka itu umat Yahudi dan Nasrani?” Beliau saw. menjawab, “Siapa lagi.” (HR. Bukhari).

* 49.         Dari Abu Hurairah ra. katanya Rasulullah saw. bersabda, “Kalau amanah tidak lagi dipegang teguh, maka tunggulah saat kehancuran.” Ia bertanya, “Bagaimana orang tidak memegang teguh amanah itu, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Kalau sesuatu urusan telah diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya maka tunggulah saat kehancuran.” (HR. Bukhari).

* 50.         Dari Ibnu ‘Abbas r.huma. Ia berkata, Rasulullah saw. Bersabda, “Seorang yang paham agama lebih berat bagi syaitan daripada seribu orang ahli ibadah.” (HR. Tirmidzi).

51.         Dari Abu Umamah Al-Bahili ra. ia berkata, Diceritakan kepada Rasulullah saw. tentang dua orang, yang satu seorang ‘abid dan yang lain seorang alim, maka Rasulullah saw. bersabda, “Keutamaan orang alim terhadap ‘abid bagaikan keutamaanku terhadap orang yang paling rendah di antara kalian.” Kemudian beliau bersabda lagi, “Sesungguhnya Allah, para malaikat, dan penghuni langit dan bumi, sampai semut-semut di sarangnya serta ikan-ikan, semuanya bershalawat untuk orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia.” (HR. Tirmidzi).

52.         Dari Jabir bin ‘Abdillah r.huma. bahwasanya Nabi saw. bersabda, “Janganlah kamu mempelajari ilmu untuk menyaingi ulama’, jangan pula untuk mendebat orang-otang bodoh, dan jangan pula untuk menarik perhatian orang-orang di majlis. Barangsiapa melakukannya, maka neraka, neraka (tempatnya).” (HR. Ibnu Majah).

53.         Dari Abu Hurairah ra. ia berkata Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa mencari ilmu yang seharusnya digunakan untuk mencari keridhaan Allah, tetapi ia mencarinya hanya untuk mendapat keuntungan dunia, niscaya ia tidak akan mencium bau surga pada hari kiamat.” (HR. Abu Dawud).

54.         Dari Ibnu ‘Umar r.huma. dari Nabi saw. beliau bersabda, “Barangsiapa mempelajari ilmu bukan untuk mencari ridha Allah atau menghendaki kepada selain Allah dengan amalan tersebut, hendaknya ia menyiapkan tempat duduknya di neraka.” (HR. Tirmidzi).

55.         Dari Abu Hurairah ra. ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa mentaatiku berarti ia mentaati Allah. Barangsiapa tidak taat kepadaku, berarti ia tidak taat kepada Allah barangsiapa mentaati imam, berarti ia mentaatiku. Barangsiapa tidak taat kepada imam, berarti ia tidak taat kepadaku.” (HR. Ibnu Majah).

56.         Hithan bin Abdullah ar Ruqasyi menceritakan, ‘pernah kami bersama Abu Musa al Asy’ari dalam satu rombongan tentara beristirahat di pinggir sungai dijlah. Ketika tiba waktu shalat Zhuhur, muadzin pun mengumandangkan adzan Zhuhur, maka orang-orang berdiri untuk berwudhu. Abu musa juga berwudhu dan mengimami shalat tentara kaum muslimin. Kemudian mereka semua duduk berkumpul dalam satu majelis. Ketika waktu shalat Ashar tiba, muadzin pun menumandangkan adzan Ashar, maka semua orang berdiri untuk mengambil wudhu lagi. Melihat hal itu Abu Musa berkata pada muadzin, “Umumkan kepada semua orang, bahwa yang memperbaharui wudhunya hanya mereka yang wudhunya telah batal saja.” Abu musa berkata lagi, “Hal ini terlihat bahwa ilmu agama akan hilang dan orang-orang bodoh bertambah banyak sehingga karena kebodohannya seseorang tega menebaskan pedang ke leher ibunya.” (HR. Abdur Razaq).

57.         Ahwashg bin hakim bin umair al ‘Ansi berkata, “Pernah umar bin khattab menulis surat kepada para panglima perangnya yang isinya; ‘Perdalamlah ilmu agama, karena tidak akan dimaafkan seseorang yang mengikuti perkara yang batil hanya karena ia menganggap bahwa itu adalah haq. Juga tidak akan dimaafkan seseorang yang meninggalkan perkara yang haq hanya karena ia menganggap bahwa itu adalah batil’.” (HR. Adam bin Iyas).


58.         Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa keluar untuk menuntut ilmu, maka ia berada di jalan Allah sampai ia kembali.” (HR. Tirmidzi).

Hadits yang penulis beri tanda  *  Serendah-rendahnya berderajat Hadits Hasan

No comments: